Pages

Tuesday, December 15, 2009

Manusia dan Musik


Di dalam melakukan suatu pekerjaan pastinya manusia yang normal memiliki rasa jenuh. Rasa jenuh jika di biarkan saja akan mengakibatkan hal yang sangat fatal. Oleh karena itu jika dalam melakukan suatu pekerjaan dan sudah merasa sangat jenuh, pekerjaan itu harus ditinggalkan terlebih dahulu. Untuk menghilangkan rasa jenuh tidak hanya sekedar berhenti bekerja untuk sementara waktu, namun juga dengan cara melakukan refreshing otak. Ada banyak hal yang bisa di lakukan untuk merefreshing otak, di antaranya: bertamasya bersama keluarga, menyalurkan hobi, bersantai di rumah dan masih banyak yang lainnya. Namun dalam kenyataannya, seni lah yang banyak di pilih oleh orang untuk menyegarkan kembali pikirannya.
Seni adalah hal yang penting dalam kehidupan manusia. Seni banyak di gunakan oleh manusia untuk menyalurkan bakat, hobi serta hanya sekedar untuk bersenang-senang melepas kejenuhan. Seni memang beragam jenisnya, namun seni musiklah yang banyak di minati oleh masyarakat luas, karena dari masyarakat kalangan apapun, seni musik dapat di nikmati. Dengan kenyataan ini seni musik dapat di katakan sebagai salah satu kebutuhan hidup manusia.



Dengan melihat catatan sejarah, seni musik dapat dinyatakan sebagai salah satu kebutuhan hidup manusia. Hal ini di karenakan musik tidak bisa lepas dari peradaban hidup manusia. Sejarah tentang seni musik memang tidak di ketahui secara betul. Namun di dalam buku yang di tulis oleh Marcus Weeks dengan judul Music, musik sudah di temukan sejak zaman batu yaitu dengan ditemukannya alat musik seperti seruling yang terbuat dari tulang di daerah Eropa, Afrika Utara dan Asia barat. Untuk memperkuat hal tersebut, di dalam buku yang di tulis oleh Fu Chunjiang yang berjudul Origins of Chinese Music, di jelaskan bahwa sejarah musik Tionghoa ada sejak sebelum masa Kaisar Huangdai (Kaisar Kuning) yaitu Kaisar pertama Tionghoa. Dengan demikian musik Tionghoa ada sejak tahun 3.000 SM. Selain itu, di dalam sejarah Islam musik berkembang pesat sejak tahun 767 M, musisi muslim yang terkenal pada masa itu adalah Ishaq Al- Mausili, (dikutip dari: http://www.islamic-center.or.id/-slamiclearnings-mainmenu-29/syariah-mainmenu-44/27-syariah/769-musik-di-dunia-islam-).
Selain tidak bisa lepas dari peradaban hidup manusia, musik memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Musik memiliki manfaat psikologis bagi manusia, yaitu: membuat jadi rileks, membuat emosi menjadi positif, mengurangi kecemasan dan stress, merubah mood menjadi positif dan masih banyak lagi. Bagi kesahatan musik juga memiliki manfaat yang luar biasa. Ilmuwan muslim yang bernama Al- Farabi menjadikan musik sebagai media terapi untuk menyembuhkan beberapa penyakit, seperti demam, meningitis dan lainnya,(dikutip dari: http://www.suaramedia.com). Di Amerika Utara dan Eropa, para ahli terapi musik bekerja di pusat-pusat rehabilitasi dan berbagai rumah sakit. Terapi musik adalah intervensi musik untuk memulihkan, menjaga dan memperbaiki kesehatan emosi, fisik, psikologis dan spiritual. Berbagai literatur mendukung keampuhan terapi musik, bahkan asosiasi terapi musik Amerika (AMTA) mempunyai data yang paling komprehensif terhadap terapi musik. Kini musik dapat dimanfaatkan dalam mengurangi rasa nyeri pada penderita kanker atau pada penderita alzheimer yang kehilangan daya ingat dapat bernyanyi mengikuti standard. Korban kecelakaan yang mengalami trauma otak dapat bermain drum bersama penderita parkinson dan stroke yang bagian tubuhnya mati separuh dapat mengikuti irama metronom (alat yang menghasilkan ketukan berulang-ulang dengan interval yang teratur). Wanita hamil dengan iringan musik dapat berlatih pernapasan dan relaksasi selama kontraksi daripada menggunakan anestetik. Terapi musik juga digunakan untuk menurunkan darah, meringankan trauma keluhan, mengurangi depresi (terbukti bukan di saat anda stress dan mempunyai banyak masalah, anda akan merasa lebih tenang saat mendengarkan musik) dan memberikan pelampiasan bagi mereka yang pendiam.
Terapi musik dianggap sebagai alat yang mempunyai kekuatan untuk menyembuhkan gangguan-gangguan neurologis. Pasien penderita gangguan syaraf yang tidak bisa bergerak atau berjalan, kadang-kadang bisa bernyanyi dan bahkan menari mengikuti musik. Terapi musik juga diberikan pada anak-anak cacat untuk membantu belajar dan berkomunikasi dengan orang lain. Selain itu, musik juga sangat bermanfaat bagi perkembangan otak manusia serta metode pendidikan.
Pendidikan adalah hal yang sangat di butuhkan oleh setiap manusia. Entah itu pendidikan jasmani, rohani, mental, ilmu pengetahuan dan lain-lain. Dalam dunia pendidikan, musik tak bisa di lepaskan kembali. Pada abad pertengahan musik dijadikan pelajaran di bidang kedokteran. Selain itu seorang ilmuwan matematika yaitu Phytagoras adalah seorang musisi, (dikutip dari buku berjudul Music, Marcus Weeks). Dia mempelajari matematika serta menemukan rumus-rumus menggunakan teori musik. Hal yang tidak kalah menarik adalah seorang yang jenius di muka bumi ini, yaitu Albert Einstein juga seorang musisi. Dia mempelajari ilmu pengetahuan dengan menggunakan metode musik. Di samping memperdalam ilmu pengetahuannya, Einstein juga memperdalam ilmu musik terutama permainan piano. Tokoh yang tak kalah dari Einstein yaitu guru dokter dunia Ibnu Sinai juga mempelajari musik.
Selain hal di atas, banyak penelitian membuktikan, janin menunjukkan reaksi tertentu jika diperdengarkan musik. Ibu yang sedang hamil merasakan gerakan janin yang semakin cepat atau justru lebih santai. Sementara itu, banyak juga yang berpendapat musik klasik yang diperdengarkan ibu hamil dan juga janinnya, dapat membuat kecerdasan pada anak lebih tinggi.
Psikolog Fran Rauscher dan Gordon Shaw dari University of California-Irvine, Amerika Serikat pada tahun 1994 melakukan penelitian yang membuktikan bahwa erat kaitan antara kemahiran bermusik dengan penguasaan level matematika yang tinggi, dan keterampilan-keterampilan sains. Setelah delapan bulan, penelitian kedua pakar ini menunjukkan bahwa anak-anak yang mendapatkan program pendidikan musik, meningkat inteligensi spasialnya (kecerdasan ruang) sebesar 46% dibandingkan dengan anak-anak yang tidak diekspos oleh musik. Ahli saraf dari Harvard University, Mark Tramo, M.D. mengatakan, “Dalam otak manusia, jutaan neuron dari sirkuit secara unik menjadi aktif ketika manusia mendengar musik. Neuron-neuron ini menyebar ke berbagai daerah di otak, termasuk pusat auditori di belahan kiri dan belahan kanan”. Rupanya mulai dari sinilah kaitan antara musik dan kecerdasan terjadi. Tapi, ini bukan berarti setiap orang harus memiliki grand piano di rumah.
Melalui kegiatan bermain, anak memperoleh manfaat dari musik. Dr. Dee Joy Coulter, seorang pendidik Neuroscience dan penulis buku Early Childhood Connections : The Journal of Music and Moment-Based Learning, mengklasifikasikan lagu-lagu, gerakan dan permainan anak sebagai latihan untuk otak yang brilian. Mengenalkan anak pada pola bicara, keterampilan-keterampilan sensory motor, dan strategi gerakan yang penting. Melalui permainan yang mengandung musik, tak hanya perkembangan bahasa dan kosa kata saja yang meningkat, tapi juga berita dan keterampilan beriramanya. Logika membuat anak nantinya mampu mengorganisasi ide dan mampu memecahkan masalah. Pendidikan prasekolah pun menggunakan musik sebagai bagian dari proses pendidikan, dikarenakan berbagai manfaat yang didapat dari musik, (dikutip dari: http://www.dokteranakku.com).
Musik tidak hanya bermanfaat bagi tumbuh kembang anak kecil, namun manfaat musik dapat di rasakan oleh semua orang, entah tua, muda, sehat maupun sakit. Meski efek musik pada orang sehat tidak sebesar pada orang sakit, tapi dalam hal ini musik berperan sebagai terapi preventif. Coba bayangkan ketika mendengarkan musik, apalagi bila lagu itu adalah lagu kesayangan, hati pasti merasa terhibur. Menurut para ahli, musik merupakan terapi psikofisika, artinya bisa mencakup ke dua hal yaitu psikis dan fisik. Keduanya merupakan kesatuan dalam tubuh manusia, dengan musik kedua aspek ini menjadi berimbang.
Dalam prakteknya terapi musik bisa terdiri dari dua hal yaitu aktif dan pasif, dengan pendekatan aktif maka pasien dapat turut serta aktif berpartisipasi. Misalnya saat mendengarkan musik mereka dapat ikut bersenandung, menari atau sekedar bertepuk tangan. Sedangkan yang sifatnya pasif jika pasien hanya bertindak sebagai pendengar saja, meski sebagai motorik mereka tampak pasif, namun sesungguhnya aktivitas mentalnya tetap bekerja. Mereka bisa berimajinasi sesuai dengan tema musik yang mereka dengarkan. Misalnya musik romantis dapat membuat mereka teringat akan kenangan indah mereka.
Tempo musik menentukan suasana hati si pendengar, tempo standar musik klasik (tempo moderato) hampir sama dengan denyut nadi manusia rata-rata. Musik yang dimainkan dengan irama yang cepat dianggap dapat memberi semangat dan musik dengan irama yang pelan dapat menenangkan. Para Pakar Medis masih berhati-hati sebelum menyatakan secara tegas efek penyembuhan oleh musik. Terapi musik bukanlah pengganti perawatan medis standard namun hanya bersifat melengkapi. Hubungan antara musik dan penyembuhan selama ini jelas positif, kalangan ilmuwan perlu meneliti lebih jauh mengenai masalah ini.
Kenyataan yang ada musik pada zaman sekarang masih terkesan memiliki efek negatif. Hal ini terjadi karena banyak sekali penyelewenga akan musik itu sendiri. Sebagai orang yang menghargai, mencintai serta memiliki ilmu pengetahuan tinggi wajiblah untuk mengembalikan image musik di kalangan masyarakat luas. Image musik yang merupakan kebutuhan hidup manusia dan makhluk misterius yang telah menemani peradaban hidup manusia.


Read more...

browser info

IP

technorati

Add to Technorati Favorites