Pages

Saturday, July 10, 2010

Menulislah Jangan Bunuh Diri

Dear diary,
Hari ini ayah dan ibu bertengkar lagi. Kali ini bertengkarnya hebat sekali. Mereka saling berteriak. Kadang memukul, kadang menjambak. Aku dan adikku hanya bisa bersembunyi di balik lemari. Kami berpelukkan erat sekali. Diary, katakan, apa yang harus kulakukan?

Di lingkungan saya, mayoritas teman-teman saya mempunyai diary atau buku harian yang diisi dengan cerita tentang hal-hal yang sudah seseorang lalui, pengalaman-pengalaman dan perasaan-perasaan yang dilewati, kesenangan atau kesedihan yang dialami, dan lainnya. Bedanya di zaman serba maju ini, buku harian diganti dengan jurnal online seperti blog. Jika kita perhatikan blog yang dimiliki orang lain, biasanya berisikan mengenai cerita-cerita atau opini-opini pribadi.

Ada sebuah proses melepaskan emosi yang dirasakan yang disebut katarsis. Katarsis ini diperlukan untuk melepaskan konflik-konflik di alam bawah sadar atau pengalaman traumatis misalnya perceraian, penyakit yang serius, perubahan dalam pekerjaan atau lingkungan pekerjaan, kematian seseorang yang dicintai, dan lainnya. Contoh katarsis adalah seseorang merasakan ketegangan atau stress di tempat kerja, mereka membutuhkan sebuah akitivitas yang melepas ketegangan seperti berolahraga, yoga, atau jalan-jalan dengan teman-teman.

Menurut saya, daripada seseorang menyimpan perasaan sendiri sehingga dapat menyebabkan symptom-symptom psikologis seperti histeria atau fobia, maka menulislah dan jangan bunuh diri. Jika bisa merangkai kata dengan baik, buatlah puisi, kumpulan cerita pendek, atau sebuah novel. Menulis dapat menjadi media katarsis yang baik dan tidak mencelakakan diri sendiri dan orang lain. Hasil penelitian dari Southern Methodist University dan Ohio State University College of Medicine menunjukkan bahwa menulis dapat memberi kontribusi secara langsung untuk meningkatkan kesehatan yaitu salah satunya meningkatkan produksi T-cell (sel yang berperan dalam kekebalan tubuh).

Jika kita menengok ke dunia sastra dimana Virginia Woolf, seorang penulis sastra besar dengan karya yang terkenal Mrs. Dalloway, memiliki gangguan manik depresif. Dalam kondisi maniknya, Woolf bisa berbicara dua sampai tiga hari tanpa berhenti, tidak memperhatikan orang lain di ruangan atau apapun yang dikatakan kepadanya, lalu perlahan-lahan ucapannya menjadi inkoheren, hanya campuran kata-kata yang tidak saling berhubungan. Sedangkan dalam kondisi depresinya, Woolf melakukan percobaan bunuh diri dengan menelan 100 butir veronal. Puncaknya adalah ia menenggelamkan diri di sungai bersama bongkahan-bongkahan batu yang disimpan di sakunya.

Petter Dally, seorang psikiater, berkata “Kebutuhan Virginia dalam menulis adalah, di antara lain, untuk membuat kegelisahan mental yang dimilikinya menjadi masuk akal dan memegang kendali atas kegilaannya. Melalui novelnya, ia membuat dunia pribadinya menjadi kurang menakutkan. Menulis terkadang menjadi siksaan tetapi ini memberikan kenikmatan yang tidak terkira baginya.”

Maka, mulai sekarang, menulislah. Tuliskan semua perasaan sakit, takut, frustasi, marah, sedih, pada kertas. Katakanlah semua hal yang ingin dan perlu Anda katakan tanpa perlu takut bahwa buku harian akan menilai atau mengkritik Anda. Gunakan tulisan sebagai tempat yang aman untuk mengeluarkan apapun yang Anda rasakan. Menulis itu murah, Anda hanya harus menyediakan kertas dan pensil/pulpen. Dalam menulis, Anda tidak memerlukan sebuah bakat. Caranya mudah: mulailah dengan kalimat “Hari ini saya merasa …”

Sumber:
http://psychology.about.com/od/cindex/g/catharsis.htm
Boeree, George. 2000. Freud and Psychoanalysis. Artikel dapat diakses dari http://webspace.ship.edu/cgboer/psychoanalysis.html
Bruve, Ray. 1998. Strange but True: Improve Your Health through Journaling. Artikel dapat diakses dari http://www.selfhelpmagazine.com/article/journaling
Bushman, Brad J. Baumeister, Roy F. Stack, Angela D. 1999. Catharsis, Aggression, and Persuasive Influence: Self-Fulfilling or Self-Defeating Prophecies?. Jurnal dapat diakses dari http://cabinet.auriol.free.fr/Documents/cache_catharsis.htm
McManamy, John. 2008. Virginia Woolf and Her Madness: The thought of going under one more time was more than she could take. Artikel dapat diakses dari http://www.mcmanweb.com/woolf.html
Read more...

Apakah dengan uang saya akan bahagia?


Jujur saja, sampai saat ini saya tidak mampu menjawab pertanyaan tersebut. Yang saya tahu hanya, dengan uang kita hampir bisa mendapatkan segalanya. Uang mungkin bukan segalanya, tapi tentu saja segalanya butuh uang. Namun lagi-lagi pernyataan tersebut tidak menjawab pertanyaan “Apakah uang akan membuat bahagia?”. Anda juga pasti memiliki jawaban masing-masing untuk pertanyaan tersebut.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa memang terdapat hubungan antara kesejahteraan dengan berkurangnya kemampuan menikmati kesenangan atau kebahagiaan. Adapun kesenangan atau kebahagiaan yang dimaksud adalah perasaan sukacita, kegembiraan, kagum, bangga, terimakasih, dsb.

Hasil penelitian tersebut diperoleh setelah melakukan dua tes. Pada tes pertama, partisipan dibagi kedalam dua kelompok. Kelompok pertama diperlihatkan gambar setumpuk uang, dan kelompok kedua diperlihatkan gambar yang sama yang jauh lebih buram sehingga sulit terlihat. Kemudian dua kelompok tersebut diberikan tes untuk mengukur kemampuan menikmati kebahagiaan. Hasilnya adalah kelompok yang diberikan gambar uang memiliki skor yang lebih rendah dalam kemampuannya menikmati kebahagiaan.

Untuk tes kedua, beberapa partisipan diberikan gambar setumpuk uang dan beberapa partisipan lainnya diberikan gambar yang buram, lalu kedua kelompok tersebut diberikan sepotong coklat. Observer kemudian mengukur waktu setiap partisipan untuk menikmati coklat tersebut. Hasilnya adalah rata-rata partisipan yang diberikan gambar uang menikmati coklat tersebut selama 32 detik, sedangkan partisipan yang diberikan gambar buram menikmati coklat selama 45 detik. Oleh karena itu dijelaskan bahwa kesejahteraan bisa mengurangi kemampuan individu untuk menikmati kesenangan.

Saat pertama kali membaca artikel diatas saya sempat berpikir bahwa ada banyak hal yang mempengaruhi hasil dari penelitian. Oleh karena itu, ketidakmampuan individu menikmati kesenangan juga mungkin dipengaruhi berbagai faktor. Mungkin anda berpikir hal yang sama, bahwa mungkin saja partisipan diatas sedang tidak bahagia, sudah memiliki banyak uang, atau bahkan memang tidak menyukai coklat. Berkaitan dengan faktor tersebut, seorang peneliti lain memberi pendapatnya. Secara garis besar, berikut adalah pendapatnya:

Nilai dari uang dipengaruhi oleh uang yang kita gunakan. Sebuah survey yang dilakukan di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 87 % partisipan hidup dalam dunia matrealistis. Dalam dunia matrealisme individu membeli barang tidak hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk membuat dirinya terlihat lebih baik dimata orang lain. Hal tersebut (membeli barang untuk dilihat orang lain) ternyata juga mempengaruhi kebahagiaan, individu yang melakukan hal tesebut hanya mendapat kesenangan sesaat saja, tidak lama kemudian mereka mencari barang lain untuk dilihat orang lain.

Menggunakan uang untuk dinilai orang lain menunjukkan kegagalan untuk merasa senang dalam jangka waktu yang lama. Penelitian menunjukkan bahwa dibanding membeli barang, individu bisa merasakan kesenangan dalam jangka waktu lama dengan ‘membeli pengalaman’. Dengan memiliki pengalaman tertentu, apalagi jika pengalaman tersebut mengikut sertakan orang lain, dapat meningkatkan kesenangan, kebahagiaan lebih lama pada seorang individu. Pengalaman tersebut tentu beraneka ragam macamnya, mulai dari makan malam romantis sampai berlibur kesebuah tempat.

Berbagi. Menggunakan uang untuk berbagi dengan sesama juga dapat memberikan efek kesenangan, kebahagiaan untuk jangka waktu yang lama.

Namun demikian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut. Penelitian yang melibatkan 5000 partisipan juga menunjukkan bahwa individu akan lebih bahagia jika menggunakan uangnya untuk beberapa hal kecil dibanding satu hal besar. Sebagai contoh, individu yang memiliki uang IDR 10.000.000 lebih bahagia jika pergi ke 10 konser berbeda yang harganya masing-masing IDR 1.000.000 dibanding pergi ke satu konser seharga IDR 10.000.000.

Penelitian juga menunjukkan bahwa penggunaan uang pada aspek khusus dalam hidup dapat mempengaruhi kebahagiaan secara keseluruhan. Individu yang menggunakan uangnya untuk aspek sosial (berkumpul dengan teman-teman) akan mengalami peningkatan kepuasan dalam aspek sosialnya. Sedangkan individu yang menggunakan uangnya untuk meningkatkan aspek kesehatan (bergabung di sebuah gym atau klub) akan meningkatkan kepuasan aspek kesehatan. Peningkatan dalam beberapa aspek hidup pada akhirnya akan meningkatkan kebahagiaan secara utuh seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Tiap individu tentunya memiliki preferensi pribadi dalam menggunakan uang yang dimiliki. Berbagai pendapat yang telah dikemukanan diatas semoga dapat memberikan gambaran, atau masukan, bagaimana uang bisa mempengaruhi kesenangan dan kebahagiaan setiap individu. Meskipun demikian,ingatlah untuk menggunakan uang tidak melebihi kemampuan karena hal tersebut tentu saja akan menimbulkan stress.


Sumber:

Fields, R.D. 2010. Money buys unhappiness, proven in a new study. Diambil secara online dari http://www.psychologytoday.com/blog/the-new-brain/201005/money-buys-unhappiness-proven-in-new-study pada 30 Mei 2010.

Kashdan, T.B. 2010. Does money influence happiness? Depends on how you spend your cash. Diambil secara online dari http://www.psychologytoday.com/blog/curious/201005/does-money-influence-happiness-depends-how-you-spend-your-cash pada 30 Mei 2010

Markman, A. 2010. Money can buy happiness if you spent it right. Diambil online dari http://www.psychologytoday.com/blog/ulterior-motives/201005/money-can-buy-happiness-if-you-spent-it-right pada 2 Juni 2010.

Picture taken from http://www.flickr.com/photos/nomm/95856251/
Read more...

Warna-Warni Emosi dalam Musik.

Pernah bertanya-tanya kenapa Anda bisa begitu menghayati suatu musik atau lagu? Misalnya, lagu melankolis yang Anda dengarkan ketika sedang patah hati atau lagu yang entah kenapa bisa membuat Anda begitu bersemangat? Nah, pertanyaan itu juga menjadi minat para peneliti yang mendalami teori emosi dalam musik. Ya, musik dapat mempunyai muatan emosi tertentu, tapi “di mana” letak fungsi afektif (emosional) musik itu. Pada musik itu sendiri atau pada si pendengarnya? Maksudnya, kita bisa bilang musik itu mengekspresikan emosi tertentu karena properti inheren dari musik (melodi, tempo, dll) atau karena faktor personal dari kita sebagai si pendengar?

Menurut Alf Gabrielsson, seorang ahli di bidang psikologi music, untuk memahami ekspresi emosi dalam musik, kita perlu membedakan antara proses “emotion perception” dan “emotion induction”. Maksudnya, seorang pendengar musik dapat saja menangkap ekspresi emosi dari sebuah musik tanpa perlu mengalami emosi itu sendiri. Proses inilah yang dimaksud dengan emotion perception atau persepsi emosi yang terkandung dalam musik. Itu artinya ada nilai “objektif” dari fungsi emosional musik, yang membuat kita sebagai pendengar dapat mengenali musik yang bernuansa ’sedih’, ‘gembira’, ‘relaxing’ , dsb. Lebih jauh lagi, saat mendengar sebuah musik, kita dapat ‘mengalami’ emosi tertentu. Inilah proses emotion induction, di mana musik membawa kita hanyut dalam emosi tertentu. Seseorang, karenanya, dapat dengan bebas memberikan respon emosi terhadap musik yang didengarnya. Secara gamang, emotion perception dimaksudkan sebagai kerja intelektual (sebatas proses persepsi kognitif) sementara emotion induction melibatkan respon emosional (apa yang dirasakan saat mendengar musik tertentu).

Seorang teman saya yang mempelajari gitar klasik, misalnya, mengakui bahwa dia cukup sering melakukan “analisa” saat memainkan sebuah lagu. Pada saat melakukan kerja intektual itu, dia cenderung tidak memberikan respon emosi, tapi lebih menekankan pada pengenalan kunci gitar, ketukan, dan properti music lainnya. Seorang teman lain yang juga mempelajari teknik bermain gitar klasik juga setuju bahwa kalau sedang belajar komposisi gitar lewat audio file, ia akan cenderung “cuek” dengan emosi yang ada dalam lagu tersebut. Tapi, mereka dapat memahami muatan emosi yang terkandung dalam musik yang mereka dengar. Misalnya, tempo cepat untuk musik yang riang dan tangga nada minor untuk menyampaikan kesedihan. Sampai di sini, mereka melakukan proses penilaian musik secara intelektual (persepsi emosi). Di lain pihak, mereka memahami bahwa musik bisa juga mencuatkan sisi melankolis mereka (terinduksi emosi). Contohnya, saat mendengar alunan string instruments seperti cello, biola, atau gitar, dari komposisi tertentu.

Di samping itu, perbedaan keduanya akan sangat terlihat ketika kita mencermati hubungan emotion perception dan emotion induction itu sendiri. Tidak secara otomatis penikmat musik akan merasakan emosi sejalan dengan ekspresi emosi yang ditampilkan dalam si musik. Sebagai penggemar Tárrega, kedua teman saya tadi mempunyai persepsi yang berbeda terhadap Lágrima, salah satu karya maestro gitar asal Spanyol tersebut. Lágrima yang mempunyai ciri khas “lagu sedih” (percaya atau tidak, ciri-ciri emosi dalam lagu itu mempunyai rumusan tersendiri) dimaknai salah seorang teman saya sebagai lagu yang membuat dia merasa senang, walaupun dia tahu nuansa “asli” lagu tersebut. Apalagi kami sama-sama tahu Lágrima berarti air mata. More or less, it shows how we can differ “knowing the feel of the music” and “feeling the music”.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa musik yang ekspresif nilainya ada pada musik itu sendiri (karenanya dapat dilakukan emotion perception) sekaligus pada si pendengar (terkait dengan emotion induction). Yang perlu diperhatikan lagi adalah adanya faktor ketiga : faktor situasional. Bagaimana musik itu dipresentasikan berpengaruh juga dalam urusan emosi ini. Misalnya, coba saja bandingkan sensasi emosional Anda saat mendengar sebuah musik sendu saat sebenarnya Anda sedang merasa senang dan saat Anda sedang meresa sedih. Saya jamin berbeda!

Sumber gambar : http://ruangpsikologi.com/warna-warni-emosi-dalam-musik
Read more...

Ku Yakin dan Ku Berhasil

Ku tahu ini semua salahku
Yang tak pernah menghargai dirimu
Tapi percayalah hati ini milikmu
Yang akan slalu merindukanmu

Dan ku tahu ku tak bisa berubah
Tuk jadi apa yang kau inginkan
Tapi ku tahu kau juga cinta aku
Dan tak ingin pergi tinggalkanku

Oh Tuhan maafkanlah aku
Yang tak bisa menjaga keabadian cinta
Namun ku yakin cintaku kan bersatu
karna ku tahu dia hanya mencintaiku

Ku rela kau pergi dari hidupku
Jika memang kau tak mencintai aku
Tapi ku mohon jujurlah padaku
Tentang semua isi hatimu

Sebuah syair yang aku ciptakan saat rasa sakit itu menghampiriku. Sebuah syair yang telah ku jadikan sebuah lagu. Memang benar ketika kita yakin kita akan berhasil. 3 tahun aku sangat yakin bahwa dia hanya mencintaiku ternyata memang benar, sekarang dia telah menjadi milikku. Aku harus bisa menjaganya, menyayanginya dan tak boleh sedikitpun menyakitinya.
Kepercayaan datang dari diri kita sendiri. Percaya, lakukan dan sukses!

To Silfira:
Semoga hubungan kita berakhir sampai takdir memisahkan kita, amin.

Read more...

Thursday, June 24, 2010

Pasti Ini yang Terbaik

Usia SMP telah usai. Tak terasa 3 tahun yang sungguh mengagumkan itu telah berlalu. Rasa senang pastilah sangat besar. Namun rasa kecewa ini mengalahkan semuanya. Usaha telah aku lakukan untuk mendapatkan yang terbaik, entah mengapa takdir berkata lain. hanya nilai kepala 8 yang aku miliki. Memang benar kata dia (orang yang aku sayangi) bahwa aku harus tetap bersyukur karena masih banyak orang-orang di luar sana yang kurang beruntung. Mudah untuk di dengar tapi sangat sulit untuk di lakukan. Apalagi aku harus menerima kenyataan bahwa aku harus puas dengan menghabiskan masa SMA ku di sekolah yang tak ku harapkan. Tapi mungkin ini yang terbaik. Aku percaya pada-Nya. Dia pasti punya hal yang terbaik buatku. Tuhan tahu tapi Dia menunggu.

Namun yang membuatku sangat kecewa sekali adalah sistem penerimaan siswa baru sekolah RSBI. Mengapa di zaman seperti ini uang masih saja berbicara? Kurang pedihkan azab dari-Nya? kita tahu apa yang ada di pikiran oknum-oknum tersebut. Tapi semoga saja mereka segera brtaubat sebelum azab datang.
Thank you Mancaksa. you always in my heart. For now and every time.
Buat ortu ku yang kucintai, maaf aku sudah mengecewain untuk ke-2 kalinya. Namun aku sudah berusaha semaksimal mungkin. Aku yakin Allah punya jalan lain untuk ini semua. Semoga engkau dapat menerima semua kenyataan ini dengan lapang dada. I love u so much.
Read more...

Thursday, January 7, 2010

Orang-Orang Hebat dalam Hidupku

Perjalanan hidup memang penuh dengan lika-liku. Kadang senang, sedih, mebosankan terkadang juga ingin cepat mengakhirinya. Hidup memang penuh dengan segala cobaan, halangan serta rintangan. Hidup tak selamanya harus tertawa dan berada di kalangan atas, ada saatnya kita harus merasakan bagaimana dinginnya tidur beralaskan daun pisang saja atau bahkan tidak beralaskan apa-apa. Namun itu lah hidup. Terkadang kita berfikir bahwa hanya dengan kemewahan, kekayaan dan tahta yang tinggi lah kita bisa merasakan kebahgiaan hidup. Tapi itu salah semua, seperti pengalamanku:


Harta, kemewahan telah aku rasakan dalam hidupku. Apapun yang ku inginkan pasti terwujud. Entah itu dari hal yang kecil maupun besar. Aku besar dengan segala kecukupan di bidang ekonomi. Namun aku selalu merasakan kurang, kurang dan kurang. Aku masih ingin memiliki lebih dari kemewahan ini semua. Hal ini membuat diriku merasa tidak nyaman, aku selalu menjaga imageku di depan semua orang sebagai anak yang mewah, aku tak bisa bebas seperti teman-teman lain. Aku merasakan terpenjara di kebebasan dunia ini. Hingga akhirnya aku bertemu dengan orang-orang hebt di sekitarku. Orang-orang yang selalu memberiku semangat, memberiku motivasi dan memberiku tujuan hidup yang jelas.
Aku tahu dulu aku pernah tidk mendengarkan mereka semua dan aku menganggap mereka tak berarti apa-apa dalam hidupku. Ternyata mereka lah yang memang benar-benr sayang aku, yang peduli sama aku dan memberiku kenyamaan hidup di dunia ini.
Berawal dengan bergabungnya aku di OSIS, aku berkenalan dan bisa dekat dengan orang-orang hebat. Dan aku bisa mengetahui siapa orang yang benar-benar sayang aku. Sungguh aku menyesal pernah meninggalkan dia demi kepuasan sesaat saja.
Berjalannya waktu semakin sadarnya aku akan kesalahanku meninggalkan dan melupakan orang-orang yang sayang aku. Akhirnya Phitoez telah kembali dalam hidupku ini. Phitoez membuatku berani mengekspresikan diriku sendiri tanpa ku menjaga image yang memang bukan diriku sendiri. Phitoez telah membuat hidupku menjadi lebih bermakna. Kembalinya Phitoez dalam kehidupanku menambah kesempurnaan dalam hidupku ini.
Dari sedikit ceritaku di atas, aku dapat menyimpulkan bahwa kebahgiaan hidup bukan di nilai dari harta, tahta atau kemewahan namun kebahagiaan batin, ketenangan batin, pikiran, kejernihan pikiran itulah kebahagiaan sesungguhnya. Dan harta yang paling besar dalam hidup ini adalah orang-orang hebat di sekitar kita.
Orang-orang hebat dalam hidupkku adalah:
1. Ibu ku ( Ibu yang hebat, yang sayang aku sepenuh hati, yang selalu mendukung aku
2. Ayah ku ( Ayah yang super, duber hebat, yang selalu memberiku motivasi, mengajariku berfikir dewasa dan mengingatkanku untuk bersyukur kepada Allah)
3. Kakak ku ( kakak yang selalu memberiku prinsip hidup yang hebat)
4. Mas Taufik ( teman yang selalu mengajariku untuk berfikir kritis dan berfikir dewasa)
5. Silfira ( orang special dalam hidupku, yang selalu membuatku bahagia dan tak pernah putus asa, org yang selalu memberiku nasihat, orang yang selalu sabar menghadapi aku, orang yang selalu membuatku sadar akan arti dari cinta sejati, orang yang selalu memberiku inspirasi dalam setiap langkahku)
6. Prajurit Phitoez:Dabie, Komo, Izzy, Shinta (sobat yang luar biasa dalam hidupku, yang membuat hidupku lebih bermakna)
7. Guru-guruku: Bu Aulia, Bu Anis Sulalatin, Bu Any, Bu Syam (Guru yang luar biasa, guru yang selalu memberiku semangat dalam menjalani kehidupan dan meyakinkan ku bahwa mimpi bisa menjadi kenyataan)
8. Semua sahabat-sabahatku (Orang-orang yang selalu mau mendengarkanku, baik aku lagi sedih, seneng ataupun marah. Orang yang selalu mau menemaniku di keadaan apapun)

Orang -orang hebat dalam hidupku akan selalu terukir dalam hati dan pikiranku. Mereka telah membuat hidupku ini menjadi lebih sempurna, menjadi lebih bermakna. Semoga kita semua termasuk orang-orang yang beruntung.

Terima kasih Ya Allah, Engkau telah memberikanku nikmat yang luar biasa, yaitu orang-orang hebat di sekitarku.

Read more...

browser info

IP

technorati

Add to Technorati Favorites