Pages

Monday, December 1, 2008

Dealing with Emotion

Nahan laper dan haus itu gampang. Tapi nahan emosi, beuuuu....

Well, sebenernya ini nih yang bikin bingung! Semua orang juga udah tau kalo perut laper tuh emosi cenderung gampang tersulut. Cuma apa penyebabnya bisa begitu, sampe sekarang nggak banyak orang yang tau.

Nah, setelah browsing info ke sana-sini, akhirnya Hai berhasil menemukan jawabannya.

Eating has never and never will be simply about satisfying physical hunger. We eat not only to quell a rumbling stomach, but also to satisfy the appetite and deal with emotions. Bingung?

Konon, tubuh kita ibarat sebuah pabrik, yang memiliki pola dan sistem kerja tertentu. Pola dan sistem kerja ini akan berbeda dalam kondisi energi full dan energi minus. Jika energinya full, segala sesuatunya akan berjalan dengan normal. Tapi kalo energinya minus, jelas ndut-ndutan.

Sementara itu, yang namanya body selalu satu paket dengan mind and soul. Sehingga, kalo ada perubahan dalam pola dan sistem kerja di body, otomatis mind and soul pun akan berubah.

Lha, kalo energi tubuh minus - karena puasa misalnya - terus pola dan sistem kerja tubuh ndut-ndutan, mind and soul pasti ikut berantakan bukan? Khusus soal emosi, ya fluktuasinya jadi ampun-ampunan. Naik-turunnya cepet bin ekstrem! Makanya, kita sering mengeluh susah nahan emosi.

So, gimana dong cara mengatasinya? Berikut ada dua macam tips yang bisa dicoba. Moga-moga aja ngebantu!

RELAKSASI!
5 detik pertama.
Ketika emosi terasa mulai nggak bisa dikendalikan, segera kepalkan kedua telapak tangan sambil mengambil napas panjang, lalu buka perlahan-lahan kepalan tersebut saat menghembuskan napas.

10 detik berikutnya.
Tarik napas sambil mengangkat bahu tinggi-tinggi, kemudian tahan. Turunkan bahu pelan-pelan waktu menghembuskan napas. Ketika menurunkan bahu itu, rasakan kalo lo melepas semua beban yang sedang lo pikul.

30 detik kemudian.
Kombinasikan gerakan kepala ke kanan dan ke kiri untuk merilekskan otot pada tungkai leher.

45 detik selanjutnya.
Duduk di kursi, pejamkan mata, terus tempelkan telapak kaki di lantai. Bayangkan segala sesuatu di sekitar lo sedang berputar kencang. Lalu katakan, “STOP!”, sambil menghentakkan kaki. Ketika ini lo lakukan, lo rasakan bahwa segala yang mengganjal di hati lo harus hilang or pergi menjauh. Next, ambil napas dalam dan hembuskan.

60 detik terakhir.
Ingat kata positif yang mendeskiripsikan diri lo sebanyak-banyaknya. Misalnya: gue baik, pinter, supel, NGGAK GAMPANG MARAH.... Tujuannya bukan buat narsis-narsisan sih. Tapi biar lo ingat aja bahwa diri lo sangat berharga!
LANGKAH LAIN
Step 1: Go away!
Kalo emosi udah melesut sampe ke ubun-ubun, yang paling gampang menajuhkan diri sejenak dari situasi yang bikin emosi tersulut itu. Biasanya “atmosfer” yang berbeda bisa sedikit membawa ketenangan tuh.

Step 2: Alihkan perhatian
Kalimat ini pasti udah sering kita denger dari jaman TK. Dulu, kalo kita lagi ngambek guru biasanya langsung memindahkan memindahkan perhatian dari satu aktivitas yang nggak kita disenangi ke aktivitas lainnya.
Ups, ternyata trik ini masih jitu sampe sekarang lho! Saat emosi naik, lalu kita melakukan sesuatu yang kita senangi (main game misalnya), tanpa terasa emosi akan menurun dengan sendirinya.

Step 3: Jangan teriak
Teriak menunjukkan kita nggak bisa mengontrol diri. Dan, teriak akan memancing kita untuk bertindak lebih ekstrim lagi. Memaki-maki, dll. Makanya, ditahan deh ya?

Step 4: Hindari sentuhan fisik
Kalo dalam kondisi emosi stabil, sentuhan fisik mungkin bisa mendatangkan perasaan seneng. Tapi kalo dalam kondisi kesel, sentuhan fisik bisa berubah jadi bogem, melempar, dan kekerasan fisik lainnya. So, kalo rasanya tangan dan kaki udah “gatel” mending diajak jalan-jalan aja. Mondar-mandir di halaman rumah kek, pergi ke mal kek....

Step 5: Tanya diri sendiri
Ketika seseorang atau sesuatu bikin lo marah, coba tanya pada diri sendiri, "Apa perlu gue jadi suntuk sendiri dan buang-buang energi lebih banyak lagi buat ini?". Kalo jawaban lo, “Nggak!”, berarti lo pinter. Tapi kalo jawaban lo, "Iya", kayaknya lo musti ngulang dari step pertama lagi deh, hehehe....

No comments:

Post a Comment

browser info

IP

technorati

Add to Technorati Favorites